aku mengendarai sedanku menuju rumah kekasihku, kekasih yang selama 3 tahun selalu menemaniku dan selalu mendukungku. bagiku dia kekasih yang sejati, kekasih yang tak akan mampu aku temui lagi di sudut benua manapun.
dia yang mampu mengubahku menjadi sosok yang diterima di masyarakat, membuatku menjauh dari dunia gelapku di masa lalu.
namanya Carla, gadis cantik serupa dengan bidadari ini membuatku sadar bahwa dunia ini indah dan sangat sia-sia bagiku untuk merusaknya. senyumnya yang manis yang membuatku kadang tak bisa tidur hanya karena membayangkannya.
aku memakirkan mobilku di depan rumahnya, membuka pintu, turun dari mobil dan mengetuk pintu rumahnya.
tak lama pintu terbuka dan Carla berada di balik pintu tersebut. dia menyambutku dengan pelukan hangat seperti biasanya lalu kemudian mencium pipiku.
"jadi pergi?" tanyaku saat ia melepas pelukanku, ia mengangguk kemudian menutup pintu lalu kami berjalan menuju mobil dan berjalan ke sebuah toko kue. kami akan memesan kue untuk ulang tahun mama Carla.
sepanjang perjalanan kami terus tertawa, menceritakan hal lucu yang sebenarnya bisa dikatakan basi untuk di ceritakan lagi.
melihatnya tertawa membuatku senang, membuatku yakin kalau aku bisa menjaganya dan selalu memilikinya.
akhirnya, kami sampai di toko kue itu karena parkiran mobil di dalam gedung penuh aku harus memakirkan mobilku diseberang jalan.
Carla yang bersemangat turun dari mobil dan berjalan duluan meninggalkanku yang masih didalam mobil. saat mengunci pintu dan berjalan sebentar, aku mendengar suara decit mobil disusul suara hantaman.
aku terperangah..
menatap apa yang terjadi kemudian berlari. aku menyeruak ke kerumunan dan menghampiri tubuh berlumuran darah itu.
Carla membuka matanya, dia menatapku dan mulai berbicara kata perkata "aku mencintaimu sampai kapanpun"
***
aku gelisah, Carla berada di ruang ICU sekarang namun aku tak tenang.
aku takut sesuatu terjadi padanya, aku takut ia pergi meninggalkanku dan semua rencanaku hancur begitu saja.
dokter keluar ruangan, aku langsung menghampirinya dan menanyakan keadaan Carla. dokter diam dan hanya menggeleng kemudian pergi, aku diam.
perlahan aku membuka pinta ruang ICU dan melihat beberapa suster mencabut segala peralatan medis. aku menghampiri tubuh kakunya, menghampiri kekasihku yang tak mampu lagi tersenyum bahkan membuka mata.
aku menangis kemudian memeluk tubuhnya. dingin dan tak hangat seperti biasanya. suster-suster itu membiarkanku, mereka tau bagaimana rasanya kehilangan dan mereka tau bagaimana harus bersikap.
***
hari pemakaman..
semua orang mengucapkan rasa belasungkawa mereka, semuanya sedih. Carla sosok yang supel dan punya banyak teman tak heran semua temannya shock mendengar kepergiannya.
aku masih diam di samping pusaran Carla sesaat setelah semua orang pergi, aku tak mampu menangis lagi. ia pergi saat semuanya telah siap, ia pergi saat aku benar-benar mendambakannya.
aku beranjak meninggalkannya kemudian berbisik pelan untuk diriku sendiri "cinta sejati mungkin abadi mungkin pula tidak".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar