Minggu, 29 Agustus 2010

the puzzle of heart


Rani memasuki kamarnya dengan gontai, lemas, dan dengan tatapan kosong. Ia menghempaskan badannya ke tempat tidurnya dan sesuatu keluar dari matanya. Ya, itu air mata. Rani menangis , utk ketiga kalinya ia harus membiarkan hatinya hancur menjadi kepingan-kepingan. Baru enam bulan lalu Rani berhasil mengumpulkan semua kepingan-kepingan hatinya yang juga hancur akibat hubungan sebelumnya dengan seorang cwo.

Di tengah pikirannya yang kacau, Rani mencoba mengingat kejadian tiga bulan lalu, di mana dia menemukan seseorang yang dianggapnya sempurna, yang menambal dan menyusun kembali kepingan-kepingan hatinya yang hancur. Rani merasa bahwa dia aman bersama dengan dengan cwo tersebut, dia merasa bangga menemukan seseorang yang mau menerima hatinya, walaupun penuh dengan tambalan sana-sini. Tetapi semua rasa bangga, rasa cinta, rasa senang yang dia rasakan itu hilang sudah, ketika td pagi Rani memergoki cwonya sedang “menambal” hati yang lain. Pria yang dibangga-banggakannya itu, sedang bermesraaan dengan cw lain.

Rani menahan emosinya, dia tidak percaya apa yang dia lihat, dan dia bertekat akan bertanya langsung kepada cwonya tentang kejadian itu, nanti malam, ketika cwonya datang ke kostnya. Rani bukanlah orang yang bertindak tanpa pikir panjang, memang ingin rasanya dia mendatangi cwo tersebut dan menamparnya di depan orang-orang, namun dia tidak mau membuat keributan.

Malam itu, Albert, cwonya datang ke kost.. Rani bingung harus memulai dari mana. Ingin dia mengungkapkan semua yang ada dalam hatinya. Ingin rasanya dia menampar, memaki dan bahkan membunuh cwo tersebut, tp tangannya kaku, bibirnya kelu, dan suaranya pun tertahan. Ditengah keheningan itu, tiba-tiba Albert membuka suaranya.

“Kita putus aja ya.. Aku sudah tidak sayang km lagi”

Kata-kata tersebut bagaikan petir yang kembali menghancurkan hatinya, menjadi kepingan-kepingan. Menjadi potongan-potongan kecil yang bahkan lebih kecil dari sebelumnya. Dan Albert pun pergi, melangkah tanpa rasa bersalah.

Kini tinggallah Rani sendiri. Ruangan berukuran 3x3 meter itu menjadi saksi bisu, hancurnya hati Rani. Tidak sanggup rasanya bagi Rani untuk kembali memumngut dan menyatukan kembali potongan-potongan itu. Terlalu kecil, sudah sangat berantakan. Dia hanya menagis, dan menangis. Sebelum akhirnya Rani terlelap, dia mengucapkan sesuatu dalam hatinya.

“Tuhan..seandainya Kau ada di sini saat ini..”

Akhirnya Rani pun terlelap ketika terdengar lagu dari radio kamar di sebelahnya..

…..Kau tak tahu betapa rapuhnya aku

Bagai lapisan tipis air yang beku

Sentuhan lembut kan hancurkan aku…..

Pagi harinya, Rani bangun dengan tatapan kosong, seolah-olah tiada harapan lagi dalam hidupnya. Sebenarnya ia malas utk beranjak dari tempat tidurnya. Ingin rasanya dia membolos kuliah saat itu, namun krn hari itu dia ada test dan juga rapat organisasi, maka ia paksakan untuk berangkat juga.

Rani tinggal di rumah kos yang tidak jauh dari kampusnya, dan biasanya Rani ke kampus dengan berjalan kaki. Setelah mandi dan berpakaian, ia pun lgsg berangkat, tanpa menyentuh sarapannya. Nafsu makannya hilang krn kejadian semalam.

Rani melangkah seperti orang tanpa arah. Matanya masih sembab krn air matanya, mukanya tidak lagi tersenyum seperti biasanya. Rani merasa kesal, marah dan kecewa. Tiga kali hatinya di hancurkan berkeping-keping oleh makhluk yang bernama cwo. Sepanjang jalan Rani hanya melamun, tidak tau kemana kaki membawanya.. Ya, dia seperti zombie..mayat hidup, ketika tiba-tiba..

“Awas dek….!!!”

BRAK..!!

Terlambat… Sebuah mobil menabrak Rani hingga ia terpental jauh. Kaki dan tangannya penuh darah, ia merasa tangan dan kakinya tidak bisa digerakkan. Sayup-sayup ia mendengar suara..

“Ada apa ini???”

“Ayo-ayo..cepat di bawa kerumah sakit..”

“Awas-awas…mundur..cepat panggil taksi..!!!”

Dan akhirnya Rina pun kehilangan kesadarannya….

Tidak lama kemudian, Rani perlahan-lahan membuka matanya. Ia melihat langit biru yang sangat-sangat indah, Kepalanya melihat ke kirinya, ia menyadari kalau ia sedang berada di sebuah taman yang sangat indah. Burung-burung berkicauan, kupu-kupu beterbangan, angin semilir, dan banyak bunga yang indah dan berwarna-warni. Belum pernah ia melihat taman seindah ini dan merasakan kedamaian seperti yang dia rasakan sekarang. Tiba-tiba ada suara yang sangat lembut, yang mengagetkan dirinya.

“Km sudah bgn anakKu?”

Suara itu membuat dia tersadar, kalau ia sedang tertidur di pangkuan seseorang. Rani memandang si pemilik suara tsb. Wajahnya pria tersebut menunjukkan kedamaian, wajah yang menunjukkan kebijaksanaan dan kelembutan. Senyumnya membuat hati tentram. Suatu perasaan yang belum pernah dirasakan Rani ketika bertemu dengan seseorang. Rani sepertinya merasa mengenal orang ini.

“Kamu sudah bangun anakKu??”

Kembali suara itu muncul dan membuyarkan lamunan Rani, dan lgsg dia bangkit dan memeluk pria tersebut. Air matanya mengalir dengan deras, membasahi pakaian pria tersebut. Ada beberapa lama ia mendekap pria tersebut, dan hanya menangis dan menangis, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Rani juga merasakan ada tangan yang sangat lembut, yang membalas pelukannya, memeluknya erat, seperti mereka sudah lama tidak berjumpa..

Setelah beberapa lama, barulah Rani mengeluarkan suara..

“Tuhan..aku sudah tidak sanggup lagi..” isaknya.

“Aku ga kuat Tuhan..Aku sudah hancur..” Kembali Rani menangis.

“Aku tahu anakKu..oleh krn itu, aku datang padamu” Pria tersebut membuka suaranya.

Setelah Rani bisa menenangkan dirinya, ia melepaskan pelukannya dan memandang wajah pria tersebut.

“Kenapa Engkau baru datang sekarang?? Kenapa engkau tidak datang pada saat aku butuhkan??”

Suara lembut itupun berkata,

“Aku datang padamu setiap hari. Aku memandangmu setiap hari. Aku ada di sampingmu setiap hari, ketika km kuliah, km hang-out dengan teman-temanmu, ketika km pacaran, bahkan ketika km clubbing dengan mereka, namun sepertinya km yang terlalu sibuk sehingga tidak menyadari kehadiranKu. Ketika Aku datang di pagi hari, ketika km masih tidur dan aku memandang wajahmu yang sangat lucu ketika tidur. Aku menunggu mu bangun, utk bisa berjumpa dengan Ku, tp ketika km bangun, km lgsg bergegas mandi, dan lgsg berangkat kuliah, bahkan malah harinya ketika akupun menunggumu, km lgsg pulang dan tertidur.”

Rani sangat malu mendengar jawab tersebut. Dia sadar apa yang dikatakan itu benar adanya. Dia terlalu sibuk dengan segala kegiatannya dan melupakan Tuhan.

“Maafkan aku Tuhan..” ucapnya lirih dan sambil menundukkan kepalanya.

“Hei..Rani..Aku sudah memaafkanmu..bahkan sebelum km meminta maaf kepadaKu”

“Tuhan..Engkau tau apa yang terjd padaku kmrn kan??” Tanya Rani

“Iya, Aku tahu..dan karena itulah Aku datang kepadamu sekarang ini..” jawab Tuhan

“Tuhan, rasanya aku ga sanggup untuk jatuh cinta lg..aku benci dengan yang namanya cwo..mereka semua sama..!! Bejat..!! Ga punya perasaan..!!” teriak Rani

“Rani..Rani..cwo itu ciptaan Aku juga lho..sama seperti km..kalau km ngata-ngatain cwo, itu sama aja km ngata-ngatain Aku sebagai penciptanya dong…?”

“Heheheh..maaf Tuhan, Cuma aku kesel aja, mereka semua mempermainkan aku..tidak ada yang bener-bener sayang padaku” jawab Rani membela diri.

“Itu karena km tidak menyerahkannya padaKu”

“Maksudnya??” tanya Rani

“Ingat ketika km pacaran pertama kali? Ketika km suka dan kenal dengan seorang cwo. Km tidak pernah datang padaKu untuk bertanya apakah itu jodohmu atau bukan, bahkan km tidak pernah mendoakan hubungan kalian.”

Rani kembali mengingat kejadian itu. Ya..dua tahun lalu, ketika ia bertemu dengan Edo, pacar pertamanya, yang dia kenal lewat temannya. Mereka berdua dicomblangin oleh teman-temannya. Itu adalah pertama kali Rani pacaran, dan merasakan ada orang yang benar-benar sayang padanya, setelah kematian kedua orang tuanya.

“Dan..” kembali suara itu melanjutkan.

“Hal itu juga terjd ketika km pacaran dengan pacar mu yang kedua dan yang ketiga. Ketika km putus dengan Edo dan km patah hati, km pun tidak datang padaKu dan memberikan kesempatan padaku untuk menambal kepingan-kepingan hatimu yang hancur dan memulihkannya. Km berusaha menambalnya sendiri, dengan clubbing, jalan-jalan dengan teman dan berharap bisa melupakannya. Begitu juga dengan pacarmu yang kedua dan ketiga. Ketika km hancur hati krn mereka, km tidak mengijinkan Aku untuk mengobati lukamu dan memulihkan kembali kepingan-kepingan hatimu..km malah berlari jauh dari Ku”

Rani hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya. Dia sadar, semuanya yang dikatakan itu benar..bahkan sangat benar. Rani merasa malu dan sangat berdosa.

“Tuhan, trs apa yang harus aku lakukan??” Tanya Rani

Pria itu kembali memeluknya dan berkata,

“Sampai kapanpun, Aku akan ada tetap bersamamu, menyayangimu,dan melindungimu. Anak-Ku, hidup itu bagaikan puzzle. Km tidak tau mana potongan-potongan yang tepat untuk hidupmu, tp Aku, Tuhan, tau.. Aku tau gambaran besar dalam puzzle hidupmu..krn Aku yang merancangnya, dan jika km datang kepadaKu dan bertanya kepadaKu, potongan mana yang sesuai untuk hidupmu, Aku akan dengan senang hati memberitahukannya padamu. Permasalahnnya sering kali km mengambil potongan puzzle tersebut dengan kehendakmu sendiri, dengan keinginanmu sendiri, tanpa bertanya padaKu. Engkau hanya perlu menyerahkan segenap hidupmu pada Ku dan aku akan memimpin langkah-langkah mu dalam menjalani hidupmu, begitu pula dengan jodohmu..”

“Jadi..” lanjutNya

“Mau kah km menyerahkan hidupmu pada Ku dan membirakan Aku menambal dan memulihkan kepingan-kepingan hatimu??”

Rani menatap wajah itu..dan dengan yakin ia berkata,

“aku mau Tuhan.."

Tiba-tiba Rani melihat cahaya putih yang sangat menyilaukan, dan ketika dia membuka matanya, dia melihat langit-langit dan menyadari kalau dia sedang berada di ruangan dengan infuse di tangannya, dan kakinya di balut perban. Namun di sisi kiri tempat tidurnya, ia melihat sosok seorang pria yang sedang duduk tertidur.

Ketika Rani ingin bangun, pria tersebut pun terbangun dan mencoba mencegah Rani utk bergerak dan berkata,

“Km jgn bergerak dulu..istirahat aja..kaki mu blm bisa di gerakkan..”

“aku..ada di mana??” tanya Rina

“Km lg dirumah sakit. Td km mengalami kecelakaan, dan aku membawa mu ke sini” ujar pria tersebut dengan senyuman.

Rani mencoba mengingat-ingat apa yang baru saja dia alami. Ya..dia ingat, td dia bertemu Tuhan..tp..apakah itu semua hanya mimpi? Tp rasanya sangat nyata. Ketika ia memikirikan semuanya itu, tiba-tiba terdengar suara yang lembut, suara yang sama dengan yang dalam mimpinya, berbisik di telinganya, yang berkata,

“Anak-Ku, Lihat pria itu..aku sedang menambal kepingan hatimu dan memberikan satu lagi potongan puzzle dalam hidupmu”

Rani pun tau itu suara Tuhan dan ia tahu apa yang dimaksudkanNya.. Rani hanya bisa tersenyum dan berkata,

“Trimakasih Tuhan.. Dulu aku terhilang, sekarang aku telah ditemukan kembali”

Dan terdengar suatu nyanyian dalam hati Rani...

Amazing grace

How sweet the sound

That saved a wretch like me

I once was lost, but now I'm found

Was blind, but now I see

'Twas grace that taught my heart to fear

And grace my fears relieved

How precious did that grace appear

The hour I first believed

My chains are gone

I've been set free

My God, my Savior has ransomed me

And like a flood His mercy reigns

Unending love, Amazing grace

The Lord has promised good to me

His word my hope secures

He will my shield and portion be

As long as life endures

The earth shall soon dissolve like snow

The sun forbear to shine

But God, Who called me here below

Will be forever mine

Will be forever mine

You are forever mine

(strongeagle generation)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;